PKK
PKK

0 321

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, membuka Webinar Pengelolaan Sampah Berbasis Kawasan Sebagai Solusi Keberlanjutan Lingkungan di Provinsi Sulsel, Jumat, 25 Februari 2022. Webinar ini diikuti oleh PKK Tingkat Kecamatan se Sulsel.

Dalam webinar tersebut, Naoemi mengingatkan pentingnya mengenalkan isu lingkungan sejak anak usia dini. Sehingga, hal tersebut terbawa hingga mereka dewasa.

“Mulai dari hal kecil, mengajarkan anak-anak kita agar tidak membuang sampah di sembarang tempat,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, pengelolaan sampah berbasis kawasan di Sulsel bertujuan agar pengelolaan sampah konsisten dan berkelanjutan, sehingga masalah terkait isu lingkungan dapat teratasi. Menurutnya, cuaca ekstrem yang terjadi saat ini, salah satunya adalah karena masyarakat kita tidak peduli dengan isu lingkungan.

“Masalah sampah ini masih menjadi momok di seluruh dunia internasional,” ujarnya.

Kenaikan volume sampah, lanjut Naoemi, terus terjadi setiap harinya. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk terus bertambah, sementara pengelolaan sampah masih sangat terbatas.

“Butuh keseimbangan antara volume sampah dengan bagaimana pengelolaan sampah yang baik dan benar serta berkelanjutan,” ungkapnya.

Isteri Andi Sudirman Sulaiman ini mencontohkan, pengelolaan sampah di Jakarta telah menggunakan penghancur sampah. Tapi, alat tersebut belum mampu menguras sampah yang jumlahnya mencapai ribuan ton perhari.

Di Sulsel, sambung Naoemi, persoalan sampah tidak lagi bisa dilakukan hanya dengan mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kondisi saat ini, sampah di TPA sudah menggunung, menimbulkan bau tak sedap, bahkan rentan mengakibatkan terjadinya kebakaran saat musim kemarau.

“Masalah sampah ini membutuhkan kesadaran kita bersama. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat dan organisasi yang ada. Dan PKK Sulsel siap bersinergi. Penanganan sampah harus dimulai dari rumah tangga, karena penghasil sampah paling banyak adalah rumah tangga. Masalah sampah ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengatasinya,” jelasnya.

Ia menambahkan, pengelolaan sampah berbasis kawasan ini penting, karena tiap daerah pasti berbeda karakter masyarakatnya, adat istiadat dan kebiasaannya, serta kebijakan di daerahnya masing-masing. Sehingga, akan memberikan gambaran spesifik.

“Pengelolaan sampah secara tepat dan optimal harus dilakukan. Edukasi untuk mengubah pola pikir masyarakat agar tidak membuang sampah di sembarang tempat harus terus dilakukan,” pungkasnya. (*)

0 462

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan (Sulsel), Naoemi Octarina, membuka Webinar Sosialisasi Petugas Pendamping Keluarga (PPK) dan Aplikasi ELSIMIL, Jumat, 11 Februari 2022. Hadir membawakan materi, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani.

Naoemi mengatakan, Tim Penggerak PKK adalah mitra kerja pemerintah yang sangat dibutuhkan sumbangsihnya dan keterlibatannya, dalam membantu menyukseskan program pemerintah. PKK memiliki struktur yang jelas, mulai dari provinsi, kabupaten kota, hingga ke tingkat desa dan kelurahan.

Iapun berharap, kader dasawisma bisa lebih aktif lagi dalam setiap program PKK. Khususnya dalam pencegahan stunting.

“Seperti yang pernah disampaikan Bapak Plt Gubernur, bahwa apabila ibu-ibu yang bergerak, Insyaallah programnya jalan. Karena memang ujung tombaknya ada di ibu-ibu. Khususnya kader dasawisma, harus lebih aktif lagi,” ujarnya.

Menurut Naoemi, peran PKK Provinsi dan Kabupaten Kota dalam percepatan penanganan stunting bisa dilihat dalam beberapa hal. Antara lain, ikut dalam proses percepatan penanganan stunting, penurunan angka stunting, serta melakukan pemantauan dan pengendalian serta penilaian hasil program PKK terhadap penurunan stunting.

“Program penurunan stunting tidak boleh berhenti dalam jangka waktu tertentu, tetapi terus berkelanjutan,” tegasnya.

PKK, kata Naoemi, wajib mengetahui apa saja yang menjadi program pemerintah. Sehingga, PKK bisa terlibat. Salah satunya dalam program BKKBN, sebagai tim penggerak pendamping keluarga.

“Semua fokus mengikuti materi, sehingga bisa paham bagaimana mengaplikasikannya di masyarakat. Semoga kita bisa menyehatkan anak-anak kita, mulai dari pencegahan untuk menyiapkan mereka jadi generasi unggul, cerdas dan beradab,” harap Naoemi.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani, menjelaskan, Petugas Pendamping Keluarga (PPK) terdiri atas Bidan, Kader KB, dan Kader PKK. Adapun tugas dari PPK ini adalah adalah melakukan serangkaian kegiatan terhadap keluarga yang memiliki ibu hamil, pasca salin, anak dibawah lima tahun, dan calon pengantin/calon PUS untuk deteksi dini faktor stunting dan melakukan upaya meminimalisir atau pencegahan pengaruh faktor risiko stunting.

“Aplikasi ELSIMIL akan memudahkan kerja-kerja para petugas pendamping keluarga ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penerapanan aplikasi ELSIMIL merupakan strategi pencegahan stunting dari hulu. Aplikasi itu berfungsi sebagai alat skrining guna mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin. Tujuannya, memastikan mereka berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

“ELSIMIL dapat menghubungkan pula calon pengantin dengan petugas pendamping serta media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil, terutama mengenai faktor risiko stunting. Juga berfungsi sebagai alat pantau kepatuhan calon pengantin dalam melakukan perawatan peningkatan status gizi untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat,” urainya. (*)

0 364

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Pelaksana Tugas Ketua TP PKK Sulsel, Naoemi Octarina, menginstruksikan kepada seluruh pengurus dan kader PKK di tingkat desa dan kelurahan, untuk mensosialisasikan pentingnya vaksinasi anak. Hal tersebut disampaikan saat membuka webinar yang mengangkat tema Lindungi Anak dari Covid-19, Proteksimu adalah Wujud Cintamu, yang dilaksanakan Kamis, 3 Februari 2022.

Dalam sambutannya, Naoemi menuturkan, edukasi terkait vaksin Covid-19 untuk anak usia 6 – 11 tahun sangat penting dilakukan ke pengurus dan kader PKK hingga ke tingkat desa dan kelurahan, serta sekolah-sekolah, dengan harapan agar ke depannya bisa memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada orang di sekitarnya. Begitupun dengan sosialisasi protokol kesehatan.

“Kenapa vaksinasi penting? Agar tubuh mengenal virus lebih awal sehingga terbentuk kekebalan tubuh. Vaksin akan membentuk antibodi,” ujarnya.

Melalui edukasi yang dilakukan secara massif oleh semua pihak, Naoemi berharap, masyarakat tidak akan ragu mengikutkan anak-anak mereka untuk vaksinasi. Apalagi, anak-anak sudah mulai aktif melakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM) di sekolah.

“Vaksin ini aman untuk ibu hamil dan anak-anak usia 6 – 11 tahun. Jadi tidak perlu ada yang diragukan,” terangnya.

Ia menambahkan, vaksinasi penting agar herd immunity segera terbentuk dan masyarakat bisa beraktifitas normal kembali seperti sedia kala. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel sejauh ini telah melakukan sejumlah inovasi, sehingga cakupan vaksinasi hingga 1 Februari 2022 kemarin, sudah di angka 79,89 persen.

“Kita berusaha melawan pandemi semaksimal mungkin. Di tingkat desa juga harus semangat. Kita sama-sama sukseskan vaksinasi anak dengan memberikan edukasi kepada para guru dan orangtua,” pesan Naoemi.

Diketahui, webinar ini diikuti Ketua PKK Desa/Kelurahan, dan juga Kepala Sekolah Dasar (SD). Hadir memberikan materi tentang pentingnya vaksinasi pada anak, yakni dokter spesialis anak Dr dr Bob Wahyudin SpAK CIMI. (*)

0 368

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Ketua Komunitas Orangtua Anak dengan Down Syndrom (KOADS) Sulsel, Andi Rahmatullah, bersama sejumlah pengurusnya, menemui Plt Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, Kamis, 3 Februari 2022.

Kedatangan para pengurus KOADS, untuk melaporkan sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan pada peringatan World Down Syndrome Day (WDSS), yang jatuh pada 21 Maret mendatang.

Andi Rahmatullah menyampaikan, ada empat kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan. Antara lain, sunatan massal, pemeriksaan jantung, pengajian, dan webinar.

“Untuk peserta, kalau dari KOADS sendiri sekarang ada sekitar dua puluh orang,” ujarnya.

Andi Rahmatullah melaporkan, untuk sunatan massal dan pemeriksaan jantung bagi anak dengan down syndrome, KOADS Sulsel sudah berkomunikasi dengan Rumah Sakit Sayang Rakyat. Ia berharap adanya support dan dukungan dari Naoemi Octarina, selaku Plt Ketua TP PKK Sulsel sekaligus Bunda PAUD Sulsel. Sekaligus meminta arahan terkait pelaksanaan kegiatan tersebut.

Sementara, Naoemi Octarina, mengaku akan mensupport kegiatan untuk anak-anak dengan down syndrome tersebut. Namun, ia mengingatkan agar dalam pelaksanaannya tetap berhati-hati dan mengutamakan protokol kesehatan, mengingat Bulan Maret diprediksi sebagai gelombang ketiga serangan Covid-19. Apalagi, anak-anak dengan down syndrome termasuk kategori rentan.

“Screening juga harus ketat. Libatkan psikolog, karena anak-anak kita yang akan disunat ini adalah anak-anak dengan down syndrome,” pesannya.

Iapun berharap, sunatan massal nanti tidak hanya untuk anak-anak yang orangtuanya berhimpun di KOADS. Tapi juga melibatkan anak-anak down syndrome di luar KOADS. (*)

0 401

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Pelaksana Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan (Sulsel), Naoemi Octarina ST, menghadiri 13 tahun Forum Kajian Cinta Al Qur’an (FKCA), yang dilaksanakan di Baruga Pattingalloang Rumah Jabatan Gubernur, Minggu, 9 Januari 2022. Kegiatan FKCA kali ini mengangkat tema Moderasi Beragama Menuju Tatanan Kehidupan yang Berkeadilan.

Dalam sambutannya, Naoemi mengapresiasi program-program FKCA, dalam membumikan dan memaknai Al Qur’an. Ia mengatakan, Al Qur’an sebagai tuntunan hidup umat Islam, tidak hanya untuk dihafal atau dibaca, tetapi juga sangat perlu untuk mentadabburi Al Qur’an.

“Kita harus membaca apa artinya. Setelah memahami artinya, apa maksudnya. Lalu, mengamalkannya. Jika ini bisa kita lakukan, maka negara kita akan aman dan damai,” kata isteri Andi Sudirman Sulaiman ini.

Inisiator komunitas Andalan Mengaji ini menuturkan, Islam adalah agama yang sempurna. Begitupun dengan kitab suci Al Qur’an, yang didalamnya mengatur bagaimana seharusnya manusia hidup di dunia. Karena itu, sangat penting bagi umat Islam memahami apa arti dan maksudnya.

“Khususnya bagi para orangtua, agar bisa mendidik anak-anaknya menjadi anak yang memiliki akhlak qur’ani. Karena yang paling penting adalah adab,” ujarnya.

Iapun berharap, FKCA di usia ke-13 tahun ini bisa semakin gencar dalam program-programnya untuk membumikan Al Qur’an, bersinergi dengan organisasi-organisasi Islam, serta pemerintah. Semakin berjaya, sukses, dan senantiasa berada di hati masyarakat.

Sementara, Ketua Dewan Pembina FKCA, Dr Ir Hj Andi Majdah M Zain Agus Arifin Nu’mang MSi, dalam kesempatan ini menceritakan bagaimana awal mula FKCA berdiri pada tahun 2009 lalu. Dimana, ketika itu muncul kegelisahan dari sekelompok ibu-ibu pengajian, yang belum memahami Al Qur’an.

“Ada kerisauan kami dari kelompok pengajian. Kami berupaya menghapal, one day one ayat. Kami belajar membaca Al Qur’an. Tapi, karena latar belakang kami bukan dari pesantren, kami agak kesulitan memahami. Akhirnya, kami terus mencari cara mudah dalam memahami Al Qur’an. Dan ayat demi ayat kami tadabburi,” ungkapnya.

Perintah memahami Al Qur’an, lanjut Majdah, ada di dalam Al Qur’an. Al Qur’an bukan hanya untuk dibaca, tapi untuk dipahami.

“Melalui metode yang ada, kami berharap dan terus berupaya untuk memberantas buta makna Al Qur’an. Pelan tapi pasti. Hingga sekarang FKCA sudah ada di 24 kabupaten kota. Bahkan, beberapa provinsi sudah ada yang siap. Seperti Sulbar, Sultra, Sulteng. Juga sudah ada pembicaraan untuk membuka FKCA Cabang New York,” tuturnya.

Kegiatan 13 tahun FKCA kali ini, juga hadir Prof Dr Hj Amany Burhanuddin Umar Lubis Lc MA, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. FKCA mengundang perempuan yang menguasai berbagai bahasa asing ini untuk memotivasi, memberi spirit, untuk berkontribusi menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang rahmatan lil alamin. (*)

0 505

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan (Sulsel), Naoemi Octarina ST, bertindak sebagai Ketua Dewan Juri pada Lomba Masak Antar Kepala OPD Lingkup Pemprov Sulsel, yang dilaksanakan di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jumat, 7 Januari 2022. Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, juga berpartisipasi sebagai peserta dalam lomba ini.

Adapun anggota Dewan Juri, yakni Sri Rejeki Hayat, Zulfitria, Hasnawati Patturusi, Sri Suro, Urfan Nur Wahidah, Suhartini Hamdan, Santi Imran Jausi, Nurma Bakir Tamzil, Nurlena K Restu, dan Hasnawati Junaedi. Terdapat lima hal yang menjadi kriteria penilaian lomba. Antara lain, cita rasa, penataan, ketepatan waktu, kebersihan, dan kreativitas.

Penilaian Dewan Juri juga sangat ketat. Bagi peserta yang dibantu, akan langsung didiskualifikasi.

Naoemi bersama anggota dewan juri lainnya, mencicipi satu per satu hidangan nasi goreng yang dihasilkan. Ada 56 jenis nasi goreng, yang hanya diberi nomor, tanpa nama dan jabatan.

Hasilnya, Plt Kepala Inspektorat Sulsel Andi Aslam Patonangi dengan nama hidangan Nasi Goreng Pengawasan keluar sebagai Juara I. Selanjutnya, Juara II diraih Kepala Dinas Sosial Andi Irawan Bintang, dan Juara III Plt Direktur Utama RSUD Haji, dr Hj Andi Diamarni Gandhis.

Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, dalam acara ini juga menunjukkan kepiawaiannya memasak. Bak chef atau koki profesional, ia mengolah bahan, mulai dari mengiris beberapa bahan dasar. Sesekali ia menyeka keringat dan merapikan apronnya. Finish penyajian untuk tata letak pun dengan serius ia lakukan. Memastikan sajian yang dibuat bersih dan tertata rapi serta dapat menggugah selera.

“Ini namanya nasi goreng Andalan,” kata Andi Sudirman. (*)

0 344

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan (Sulsel), Naoemi Octarina, membagikan 200 paket sembako kepada penerima manfaat, pada peringatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN) Tahun 2021 Tingkat Provinsi Sulsel, yang dipusatkan di Jalan Maccini Sawah, Kelurahan Maccini, Senin, 27 Desember 2021.

Dalam sambutannya, Naoemi berharap, nilai kesetikawanan sosial ada pada setiap orang. Pada pola pikir, perilaku, dan pola hidup masyarakat, agar nilai Pancasila dapat terwujud.

“Dengan adanya Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Nasional ini, saya harap kepedulian kita dapat lebih kita tampakkan. Begitupun dengan rasa saling menghargai dan menghormati kita ke sesama,” kata Naoemi.

Iapun berpesan agar setiap warga bisa memperhatikan tetangga dan orang-orang di sekitarnya. “Jangan sampai, ada tetangga kita yang kelaparan, tidak makan, tapi kita tidak tau,” ujarnya.

Naoemi pun berharap, dengan adanya 200 paket sembako dari Pemerintah Provinsi melalui Dinas Sosial, bisa membantu meringankan beban masyarakat di tengah pandemi ini. “Kami juga mengapresiasi terhadap Plt Gubernur Sulsel (Andi Sudirman Sulaiman) dan Dinas Sosial Sulsel atas perhatiannya terhadap masyarakat dimasa pandemi Covid-19 dengan adanya kegiatan bakti sosial ini dengan pembagian 200 paket sembako yang melibatkan Tim Penggerak PKK sebagai mitra Pemerintah,” tuturnya.

Sementara, Kepala Dinas Sosial Sulsel, Andi Irawan Bintang, mengatakan, pembagian paket sembako dalam rangka memperingati Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Nasional ini, bisa terwujud berkat kerjasama Dinas Sosial Sulsel dan Tim Penggerak PKK Sulsel.

“Semoga dapat membantu masyarakat, meringankan beban para penerima manfaat,” harapnya.

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan berita acara serah terima sembako oleh Kepala Dinas Sosial Sulsel dan Lurah Maccini, disaksikan Plt Ketua TP PKK Sulsel. (*)

0 494

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, membuka Webinar Sosialisasi Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) dan Kader Posyandu Kelurahan Bontoa, Kabupaten Maros, Senin, 20 Desember 2021. Kegiatan ini dilaksanakan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (Perdosri), dimana Kelurahan Bontoa sebagai pilot project.

Dalam arahannya, Naoemi Octarina mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Perdosri Sulawesi Papua, yang telah menginisiasi kegiatan ini, sebagai wujud kepedulian bersama dalam merangkul warga dsekitar yang terindikasi sebagai penyandang disabilitas. Sekaligus, mendorong mereka agar dapat pulih dan menjalankan fungsinya di lingkungan sosial.

“Kita semua berharap, para penyandang disabilitas dan juga penyintas narkotika, dapat melaksanakan fungsi sosialnya sebagaimana mestinya, sesuai bakat dan kemampuannya, dan mendapatkan pendidikan yang layak,” ujarnya.

Isteri Andi Sudirman Sulaiman ini mengungkapkan, proses rehabilitasi bagi penyandang disabilitas dan penyintas narkotika tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, dan harus melibatkan berbagai pihak. Selama ini, penyandang disabilitas kerap mendapatkan stigma negatif, hingga mendapatkan perlakuan diskriminatif.

“Ada juga yang memanfaatkan kekurangan mereka, padahal mereka berhak mendapatkan segala akses dan posisi yang sama di pemerintahan,” imbuhnya.

Menurut Naoemi, anak-anak disabilitas memiliki bakat yang luar biasa. Tinggal bagaimana kita melakukan rehabilitasi, hingga mereka tetap berpikiran positif bahwa mereka juga punya kesempatan yang sama, dengan anak-anak normal lainnya.

“Mudah-mudahan, tahun 2022 nanti, kegiatan rehabilitasi berbasis masyarakat ini makin berkembang dan memberikan efek positif kepada penyandang disabilitas dan pola pikir masyarakat di lingkungan sekitar, dan pemerintah bisa memberikan ruang atau fasilitas kepada penyandang disabilitas, mulai dari layanan kesehatan, pendidikan dan layanan sosial lainnya,” harapnya.

Sementara, Ketua Perdosri Sulawesi Papua, Rumaisah Hasan, mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari ini, 20 – 24 Desember 2021, dalam rangka Peringatan Hari Disabilitas Internasional. Melalui kegiatan ini, ia berharap rehabilitasi bagi penyandang disabilitas tidak lagi dilakukan secara sendiri-sendiri, tapi bekerjasama dengan semua stakeholder.

“Disabilitas bisa terjadi kepada siapa saja. Tidak tertutup kemungkinan, mungkin saja diri kita sendiri atau orang-orang tersayang kita mengalami, maka kemampuan atau pengenalan manajemen disabilitas adalah hal yang perlu disosialisasikan,” terangnya.

Dalam webinar ini, Ketua Yayasan Darul Istiqomah Maros, Prof Veni Hadju, sebagai pihak yang turut dilibatkan dalam kegiatan ini, mengaku berterima kasih karena mendapat kesempatan menjadi pilot project dalam kegiatan ini. Sebagai pembina di Darul Istiqomah, ia melihat tantangan semakin banyak karena kelahiran anak-anak yang mengalami gangguan disabilitas semakin banyak di sekitar pesantren.

“Ini menjadi salah satu yang bisa mendekatkan pesantren ke masyarakat. Anak-anak disabilitas harus dibina dengan baik, termasuk dalam hal keagamaan,” kata Prof Veni Hadju. (*)

0 572

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Tim Penggerak PKK Pusat dan Sulsel, bekerjasama menggelar Pelatihan Peningkatan Pemasaran Dengan Penerapan Teknik Digital, yang dilaksanakan di Hotel Horison Makassar, Kamis, 16 Desember 2021. Pelatihan ini diikuti kader PKK dan pelaku UMKM di Kabupaten Gowa, Maros, Pangkep, dan Takalar.

Plt Ketua TP PKK Sulsel, Naoemi Octarina, mengatakan, saat ini semua informasi, termasuk pemasaran barang dan jasa, sudah bisa diakses dengan mudah melalui plaform digital. Berdasarkan data yang ada, 65 juta penduduk Indonesia melakukan pencarian barang melalui internet.

“Potensi belanja online masyarakat Indonesia sangat tinggi. Karena itu, ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan penjualan barang dan jasanya melalui internet,” kata Naoemi.

Plt Ketua Dekranasda Sulsel ini juga mengungkapkan, sistem pemasaran produk barang dan jasa melalui platform digital cenderung sulit dan rumit, jika tidak dibarengi kemampuan dan pengetahuan. Padahal, platform digital ini memudahkan dan membantu pelaku UMKM, karena punya kemampuan menjangkau area lebih luas, memudahkan dalam menyapa banyak pelanggan hingga calon pembeli, kemudahan dalam pemesanan, bahkan biayanya lebih murah dibanding pemasaran konvensional.

“Ada banyak tantangan pelaku UMKM dalam memanfaatkan platform digital. Karena itu, PKK dan Dekranasda Sulsel bersama PKK Pusat, memberikan perhatian kepada UMKM melalui pelatihan ini,” ujarnya.

Sementara, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sulsel, dr Ichsan Mustari, mewakili Plt Gubernur Sulsel, pada kesempatan tersebut, menyampaikan, akibat Covid-19, masyarakat seolah ‘dipaksa’ untuk menggunakan teknologi. Adaptasi kebiasaan baru harus diterapkan, agar aktivitas masyarakat bisa terus berjalan di tengah beragam pembatasan.

“Dalam kondisi pandemi, ekonomi kita banyak didorong oleh UMKM. Pemasarannya pun menggunakan digital. Tapi yang harus dijaga adalah kualitas produk, kecepatan, ketepatan, dan safety,” terangnya.

Sedangkan, Ketua Bidang III PKK Pusat, Irma Zainal, yang mewakili Ketua TP PKK Pusat membuka pelatihan tersebut, mengatakan, PKK Pusat bekerjasama dengan PKK Sulsel, menyelenggarakan pelatihan ini untuk membantu kader PKK dan pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Apalagi, di masa pandemi ini, perekomomian masyarakat harus dipulihkan.

“Selama ini, produk-produk UMKM kita masih terkendala dengan pemasaran yang dilakukan secara konvensional. Transaksi e-commerce tahun ini tercatat Rp 400 triliun lebih. Ini membuktikan potensi pasar secara digital sangat besar,” pungkasnya. (*)

0 338

Makassar, humas.sulselprov.go.id – Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan (Sulsel), Naoemi Octarina, melakukan evaluasi pelaksanaan program PKK Tahun 2021 secara menyeluruh, baik yang dilaksanakan pengurus provinsi, maupun kabupaten kota. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apa saja kendala, hambatan, dan kekurangan, untuk dilakukan perbaikan pada program di tahun 2022 mendatang.

“Kita telah melaksanakan program dan kegiatan PKK di tahun 2021. Seluruh kabupaten kota telah melaksanakan dengan baik dan maksimal. Dan evaluasi kegiatan ini perlu kita lakukan, untuk mengindentifikasi kendala-kendala yang dihadapi, serta kekurangan-kekurangan yang membutuhkan perbaikan untuk pelaksanaan kegiatan ke depannya, tentunya di tahun 2022,” kata Naoemi, pada Sosialisasi Kebijakan Gerakan PKK, yang dilaksanakan di Hotel Claro Makassar, 7 – 9 Desember 2021.

Menurut Naoemi, gerakan PKK adalah gerakan pengabdian kepada masyarakat. Karena itu, program PKK harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Program yang dicanangkan harus dimonitoring dan dievaluasi, apakah manfaatnya dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan.

“Kami harap, dengan hadirnya Ketua PKK Kabupaten Kota, mungkin ada masukan yang diberikan kepada pemerintah provinsi terkait isu utama yang ada di wilayah masing-masing, untuk kita masukkan sebagai program bersama,” ujarnya.

Terkait kegiatan sosialisasi ini, lanjut Naoemi, dilaksanakan untuk menyamakan persepsi gerakan PKK Sulsel ke depan. Pengurus PKK Sulsel telah membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah disusun dan akan disahkan. SOP ini sebagai pedoman untuk memudahkan pelaksanaan kerja, guna mewujudkan tertib administrasi.

“Yang harus digarisbawahi, tidak hanya pelaksanaan yang bagus, tapi tertib administrasi juga. SOP ini berisi tahapan dan urutan pekerjaan yang akan menuntun dalam menyelesaikan tugas. Dengan adanya SOP ini, kinerja oengurus PKK Sulsel dan Kabupaten Kota, lebih terarah dan optimal. Dengan demikian, tujuan bisa lebih mudah tercapai,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, isteri Andi Sudirman Sulaiman ini kembali mengingatkan mengenai hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang mengamanahkan empat agenda prioritas. Antara lain, memfokuskan pada ketahanan ekonomi masyarakat, revolusi mental, pelestarian lingkungan hidup, serta memperkuat pelayanan dasar.

“Ada beberapa agenda utama yang harus menjadi perhatian kita bersama. Yakni penanganan pandemi Covid-19, penanganan stunting, penguatan ekonomi masyarakat, dan sejumlah agenda lainnya. Saya harap, Ibu-ibu Ketua PKK mengikuti dengan seksama, memberikan masukan, dan merangkum program bersama-sama,” imbuhnya. (*)

0 567
Luwu, humas.sulselprov.go.id - Musibah banjir melanda Kabupaten Luwu, Senin, 14 Maret 2022 sekitar pukul 17.30 Wita. Banjir ini diakibatkan hujan deras yang berlangsung lama....